-->
g2QFCKwavghUp2yzjKrIFwEeG13RASCerFTCMH35

Line Coding Lengkap

  Non-Return to Zero (NRZ)


·         Pada sinyal NRZ, pulsa untuk menyatakan bit “1” tidak kembali ke nol (Non Return to Zero = Tidak Kembali ke Nol)
·         NRZ bisa unipolar maupun polar
  


Format ini dibagi menjadi 4 :
a.       Non-Return To Zero (NRZ-L)
yaitu suatu kode dimana tegangan negative dipakai untuk mewakili suatu biner dan tegangan positif dipakaiuntuk mewakili biner lainnya.
b.      Non-Return To Zero Inverted (NRZ-I)
yaitu suatu kode dimana suatu transisi (rendah ketinggi atau tinggi ke rendah) pada awal suatu bit time akan dikenal sebagai biner ‘1’ untuk bit time tersebut. Bila tidak ada transisi berarti biner ‘0’.dengan demikian NRZI merupakan salah satu contoh dari differensial enconding (penyandian deferensial).
Keuntungan penyandian diferesial : lebih kebal noise,tidak dipengaruhi level tegangan.
Kelemahan dari NRZ-L maupun NRZ-I : keterbatasan dalam komponen dc dan kemampuan sinkronisasi yang buruk.
c.       Non-Return To Zero (NRZ – M) : level berubah bila ada bit “1”
Non-Return To Zero (NRZ - S) : level berubah bila ada bit “0”  

  
1.1       Return to zero (RZ)
·         Pada sinyal RZ, pulsa untuk menyatakan bit “1” kembali ke nol (Return to Zero = Kembali ke Nol)
·         50% unipolar


1.1       AMI (Alternate Mark Inversion)
·         Bit ”1” dinyatakan dengan tegangan yang berganti-ganti (alternate) antara +V dan –V
Sandi bipolar  
1.1       ADI (Alternate Digit Inversion)
·         Sandi ADI menginversikan (membalik) setiap bit yang kedua (genap)
Bit ”0” menjadi bit ”1”
Bit ”1” menjadi ”0”
·         Tanda X menandai bit yang harus diinversi


1.1       HDB3 (High Density Bipolar 3)
·         Sandi HDB3 membatasi adanya deretan bit “0” yang panjang menjadi maksimum 3 bit saja.
Jika terjadi deretan bit ”0” yang lebih dari 3 bit, maka akan dicegah dengan cara mengganti satu atau dua bit ”0” tersebut dengan suatu pulsa menurut aturan yang telah ditentukan.



1.1       CMI (Coded Mark Inversion)
·         Pada sandi CMI, bit “1” dinyatakan dengan keadaan positif (+V) dan negatif (-V) secara berganti-ganti.
·         Bit ”0” dinyatakan dengan keadaan negatif untuk ½ interval bit yang pertama dan keadaan positif untuk ½ interval bit yang kedua.



1.1       Multylevel Binary
Format pengkodean ini diarahkan untuk mengatasi ketidak-efesienan kode NRZ. kode ini menggunakan lebih dari 2 level sinyal. Keunggulan biner multilevel terhadap NRZ adalah kemampuan sinkronisasi yang baik tidak menangkap komponen dc dan pemakaian bandwidth yang lebih kecil, dapat menampung bit informasi yang lebih banyak. Kekurangan dibanding NRZ adalah Diperlukan pesawat penerima yang mampu membedakan 3 level (+A, -A, 0)sehingga membutuhkan 3 db kekuatan sinyal dibanding NRZ untuk  probabilitas kesalahan bit yang sama.
1.2       Biphase
Biphase merupakan format pengkodean yang mengatasi keterbatasan kode NRZ. Pada biphase terdapat 2 tehnik , yaitu Manchester dan Diferential Manchester.
·         Manchester
§  Bit “1” dinyatakan oleh pulsa yang setengah prioda pertamanya memiliki level high dan setengah perioda sisanya memiliki level low
§  Bit 0” dinyatakan oleh pulsa yang setengah perioda pertamanya memiliki level low dan setengah perioda sisanya memiliki level high
§  Jadi setiap bit dinyatakan oleh pulsa-pulsa yang berganti level pada pertengahan bit
§  Karakteristik Manchester coding:
o   Timing recovery mudah
o   Bandwidth lebar


 
Diferential Manchester (D- Manchester)
§  Setiap bit dinyatakan oleh pulsa-pulsa yang berubah level di pertengahan bit
§  Bit “1” dikodekan dengan tidak adanya transisi level di awal bit
Bit “0” dikodekan dengan adanya transisi level di awal perioda bit



Keuntungan rancangan biphase :
a.       sinkronisasi : karena adanya transisi selama tiap bit time, pesawat penerima dapat menyinkronkan transisi tersebut atau dikenal sebagai self clocking codes.
b.      tidak ada komponen Dc.
c.       deteksi terhadap kesalahan : ketiadaan dari transisi yang diharapkan dapat dipakai untuk mendeteksi kesalahan.



1.1       B8ZS
·         Berbasis AMI
·         Jika ada 8 nol berurutan dan pulsa sebelumnya merupakan pulsa positif maka semua nol itu dikodekan menjadi 000+-0-+
·         Jika ada 8 nol berurutan dan pulsa sebelumnya merupakan pulsa negatif maka semua nol itu dikodekan menjadi 000-+0+-
Ada dua pulsa yang melanggar aturan AMI

1.1       mBnB
·         Memetakan satu blok informasi yang terdiri dari m bits ke dalam n bits
·         n > m ; biasanya n = m+1
·         Manchester code dapat dilihat sebagai kode 1B2B
·         4B5B digunakan pada FDDI
·         8B10b digunakan pada Gigabit Ethernet
·         64B66B digunakan pada 10G Ethernet
1.2       Modulation Rate
Sewaktu tehnik pengkodean digunakan maka perlu perlu dibuat perbedaan yang jelas antara kecepatan data (yang dinyatakan dalam bit perdetik) dan kecepatan modulasi (dinyatakan dalam bauds). kecepatan data ataau kecepatan bit dapat dirumuskan sebagai berikut :
Data Rate = 1/durasi bit
Rate modulation(kecepatan modulasi) adalah kecepatan dimana elemen-elemen sinyal terbentuk.
1.3       Tehnik Scrambling
Tehnik bifase memerlukan kecepatan persinyalan yang tinggi relatif terhadap kecepatan data sehingga lebih mahal pada aplikasi jarak jauh. oleh sebab itu digunakan tehnik scrambling dimana serangkaian level tegangan yang tetap pada line diganti dengan serangkaian pengisi yang akan melengkapi transisi yang cukup bagi clock receiver untuk mempertahankan sinkronisasi.

Sumber : ilmuelektrotelkom.blogspot.co.id
Related Posts

Related Posts

Post a Comment