Pemakai Internet umumnya menggunakan sarana browser sebagai alat utama dalam melakukan aktifitas di Internet. Aktifitas ini akan menggunakan mayoritas bandwidth yang ada dibandingkan aktifitas yang lain, dan memiliki kecenderungan mengakses situs (Web Site) yang sama sehari-hari. Pola akses dan kecenderungan ini ditanggapi dengan kehadiran sebuah Web Cache (Web Proxy) untuk menampung situs yang sama sehingga diharapkan dapat melakukan penghematan.
Web Cache ditempatkan di antara pemakai dan server tujuan sehingga untuk setiap permintaan akan akses web akan melalui Web Cache lalu menyimpan respon yang diberikan oleh web server tujuan. Dalam memberikan respon, Web Cache yang baik akan melakukan validitas data dan menampungnya secara lokal, sehingga data yang akan diteruskan ke browser client adalah data terkini. Respon yang didapatkan sangat beragam, mulai dari HTML, Images (gif, jpg, jpeg, bmp, png, dan lain-lain), hingga Audio/Video (avi, mp3, mid, 3gp, wav, au, dat, dan lain-lain).
Cara Kerja Web Cache
Pada saat browser mengirimkan header permintaan, sinyal http request dikirimkan ke server. Header tersebut diterima web cache dan dibaca. Dari hasil pembacaan, web cache akan memparsing URL yang dibutuhkan, lali URL ini dicocokkan dengan database cache yang ada.
Database ini berupa kumpulan metadata (semacam header) dari object yang sudah ada didalam hardisk. Jika ada, object akan dikirimkan ke klien dan tercatat dalam logging bahwa klien telah mendapatkan object yang diminta. Dalam log kejadian tersebut akan dicatat sebagai TCP_HIT. Sebaliknya, jika object yang diminta ternyata tidak ada, web cache akan mencarinya dari peer atau langsung ke server tujuan. Setelah mendapatkan objectnya, web cache akan menyimpan object tersebut ke dalam hardisk. Selama dalam proses download object ini dinamakan “object in transit” yang sementara akan menghuni ruang memori. Dalam masa download tadi, object mulai dikirimkan ke klien dan setelah selesai, kejadian ini tercatat dalam log sebagai TCP_MISS.
ICP sebagai protokol cache berperan dalam menanyakan ketersediaan object dalam cache. Dalam sebuah jaringan sebuah cache yang mempunyai sibling, akan mencoba mencari yang dibutuhkan ke peer sibling lainnya, bukan kepada parent, cache akan mengirimkan sinyal icp kepada sibling dan sibling membalasnya dengan informasi ketersediaan ada atau tidak. Bila ada, cache akan mencatatkan ICP_HIT dalam lognya. Setelah kepastian object bias diambil dari sibling, lalu cache akan mengirimkan sinyal http ke sibling untuk mengambil object yang dimaksud. Dan setelah mendapatkannya, cache akan mencatat log SIBLING_HIT.
Jika ternyata sibling tidak menyediakan object yang dicari, cache akan memintanya kepada parent. Sebagai parent, ia wajib mencarikan object yang diminta tersebut walaupun ia sendiri tidak memilikinya (TCP_MISS). Setelah object didapatkan dari server origin, object akan dikirimkan ke cache child tadi, setelah mendapatkannya cache child akan mencatatnya sebagai PARENT_HIT.
Web Cache Sebagai Sarana Penghematan Bandwidth
Semakin berkembangnya pemanfaatan internet di Indonesia juga membuat belanja bandwidth Internet Service Provider (ISP) menjadi semakin besar. Karena itu, menurut Peneliti Riset Unggulan Strategis Nasional (Rusnas), untuk melakukan efisiensi penggunaan bandwidth internet kepada pihak luar, institusi-institusi dianjurkan untuk menggunakan sistem Web-Cache.
Teknologi webcaching dapat mereduksi trafik internet ke luar Indonesia, prinsipnya menyimpan sebanyak mungkin konten dari suatu situs yang pernah diakses oleh pengguna. Jika belanja bandwidth oleh sekitar 194 ISP di Indonesia dengan menggunakan satelit mencapai minimal 500 Mbps per bulan dengan harga per Mbps Rp35 juta, maka biaya per bulannya yang dihabiskan untuk bandwidth internet saja diperkirakan mencapai Rp17,5 milyar.
Hampir seluruh konten internet ada di Amerika Serikat, kebanyakan trafik internet di Indonesia larinya ke situs-situs tertentu saja seperti yahoo dan google. Untuk mengaksesnya perlu bandwidth yang besar sehingga akses ke server AS selalu tinggi. Dengan memindahkan isi internet ke server Indonesia melalui sistem webcaching (penyimpan objek situs yang sering diakses), menurut dia, akan mengurangi trafik ke internet dan mengurangi belanja bandwidth yang berarti juga akses internet menjadi lebih murah.
Prinsipnya, jika ada pengguna internet telah mengakses suatu situs dan kemudian disimpan dalam webcache, maka pengguna kedua yang mengakses situs yang sama sebenarnya tidak mengakses situs itu ke situs aslinya tetapi ke webcache server.
Makin besar kapasitas webcache server maka makin besar juga situs yang telah disimpan di webcache dan akan semakin efisien penggunaan bandwidth karena sebagian besar situs yang diakses telah berada di webcache.
Sumber : azerdark.wordpress.com