-->
g2QFCKwavghUp2yzjKrIFwEeG13RASCerFTCMH35

Pengertian Model Prototype Rekayasa Perangkat Lunak


Metode Prototype pada Rekayasa Perangkat Lunak


indexPrototype adalah salah satu model dalam pengembangan sistem Rekayasa Perangkat Lunak dimana pengembang dan klien dapat saling membantu satu sama lain dalam merancang suatu sistem. Tidak hanya ikut turut serta pada tahap awal saja, namun akan berlanjut terus hingga pada tahap terakhir dan sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan.
Metode Prototype mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, diantaranya:
Kelebihan Metode Prototype
  • Menjalin komunikasi yang baik antara pengembang dan klien.
  • Menghemat waktu dan biaya.
  • Klien dapat berperan aktif
  • Penerapan sistem akan lebih mudah dilakukan.
Kelemahan Metode Prototype
  • Tidak cocok pada sebuah sistem yang berskala besar.
  • Biasanya pengembang hanya menggunakan bahasa pemrograman yang sederhana, dikarenakan sistem tersebut tidak terlalu mementingkan segi keamanan.
Tahapan-tahapan dalam Metode Prototype:
prototyping
  1. Mengumpulkan Kebutuhan
    Pengembang dan klien membahas mengenai kebutuhan apa saja yang akan dibutuhkan dalam perancangan sistem tersebut.  Entah itu mengenai proses i/o, fitur-fitur yang ada pada sistem, dan sebagainya.
  2. Membangun Prototyping
    Setelah kebutuhan sistem sudah terdata. Pengembang akan membuat perancangan sistem secara sederhana terlebih dahulu sebagai contoh dasar atau gambaran sistem yang akan digunakan oleh user.
  3. Evaluasi Prototyping
    Jika perancangan sistem sudah dibuat. Tahapan selanjutnya yaitu mengevaluasi hasil prototyping yang telah dibuat oleh Pengembang. Aoakah sudah sesuai dengan permintaan klien?
  4. Pengkodean Sistem
    Jika sistem sudah berhasil melalui tahap Evalusi Prototyping dan tidak ada yang di revisi lagi. Maka Pengembang akan melakukan proses pengkodean sistem, dimana Pengembang akan mengeksekusi apapun yang terdapat pada sistem menggunakan bahasa pemrograman yang sesuai dengan kebutuhan.
  5. Pengujian Sistem
    Setelah sistem sudah siap untuk dipakai. Belum tentu sudah bisa langsung digunakan oleh user. Pada tahapan ini akan dilakukan suatu pengujian untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan sistem tersebut.
  6. Evaluasi Sistem
    Apakah sistem sudah berjalan dengan baik? Atau masih terdapat suatu kesalahan pada sistem. Maka dari itu, klien mengevaluasi sistem untuk mengurangi resiko terjadi error pada sistem. Agar sistem dapat dikatakan user friendly.
  7. Penggunaan Sistem
    Sistem yang sudah lolos melalui semua tahapan diatas, maka sistem sudah siap digunakan secara umum oleh user.
Sumber :bloganyun.wordpress.com
Related Posts

Related Posts

Post a Comment