-->
g2QFCKwavghUp2yzjKrIFwEeG13RASCerFTCMH35

Konfigurasi OSPF Di Cisco Packet Tracer


 Konfigurasi OSPF 1


Ada dua tipe hirarki dalam OSPF:
  •     Transit Area (Backbone or area 0)
  •     Regular areas (nonbackbone areas)
Area karakteristik OSPF:
  •     Meminimalisir routing table.
  •     Jika ada perubahan dalam satu area tidak akan mempengaruhi area lain, karena LSA flooding hanya dikirim ke satu area tersebut.
FItur :
  •     OSPF adalah routing protocol yang hanya bekerja membedakan antara media lain.
  •     OSPF mendukung operasi yang melewati tiga tipe jaringan: Broadcast Multi access, Point-   to-Point, Nonbroadcast Multiaccess. 

OSPF Interface secara default:

  •     Mode OSPF pada Frame Relay main interface adalah non-broadcast
  •     Mode OSPF pada Point-to multipoint subinterface adalah non-broadcast.
  •     Mode OSPF pada Point-to-point Sub-interface mode adalah Point -to-point


Di dalam OSPF ada beberapa router type;
  •     Internal Router = Semua interface nya berdampingan pada area yang sama.
  •     Backbone Router = Biasa dikenal dengan area 0, Router Utama.
  •     Area Border Router(ABR) = Router yang terkoneksi dua atau lebih area ospf.
  •     Autonomous System Boundary Router (ASBR) =  router akan disebut ASBR jika router ini terkoneksi dua atau lebih area, dan ada routingan lain yang di redirect/ di inject ke dalam ospf.

OSPF LSA TYPE:

  •     Router = Digenerate Semua router ke router lain didalam satu area yang sama.
  •     Network = Digenerate Oleh DR(Designated Router) ke semua router dalam area yang sama.
  •     Summary = Digenerate oleh ABR dikirim ke OSPF lain.
  •     ASBR-Summary = Digenerate Oleh ABR ke ASBR.
  •     AS-External = Digenerate Oleh ASBR ke semua router.
  •     Multicast = Cisco Tidak support, tidak digunakan oleh cisco.
  •     NSSA-External = Digunakan Oleh ASBR ke Area NSSA.


B. Latar Belakang

Routing protokol OSPF merupakan jenis operasi routing protokol link-state, link-state mengetahui topologi secara keseluruhan seperti peta yang lengkap 
link-state protokol bekerja dengan sangat baik dalam situasi seperti:

  • design jaringan bersifat hirarkis yang biasa digunakan di dalam jaringan yang besar
  • administrator memiliki pengetahuan yang baik mengenai routing protokol
  • kecepatan konvergensi merupakan faktor yang penting

C. Alat dan Bahan


- PC / Laptop
- Cisco Packet Tracer

D. Maksud dan Tujuan

Untuk menghubungkan jaringan yang berbeda tetapi masih dalam satu routing domain/ AS (Autonomous System) sehingga masing-masing dari jaringan tsb masih memiliki hak untuk berkomunikasi

E. Tahap Pelaksanaan

1. Pertama - tama buat topologi seperti dibawah ini


2. Lalu atur IP dari Interface pada masing-masing Router

R1

Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int lo 0
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface Loopback0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Loopback0, changed state to up


Router(config-if)#ip add 1.1.1.1 255.255.255.255
Router(config-if)#ex
Router(config)#int fa0/1
Router(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ex
Router(config)#
R2

Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int lo 0
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface Loopback0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Loopback0, changed state to up


Router(config-if)#ip add 2.2.2.2 255.255.255.255
Router(config-if)#ex
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.1.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ex
Router(config)#int fa0/1
Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ex
Router(config)#

R3
  
Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int lo 0
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface Loopback0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Loopback0, changed state to up


Router(config-if)#ip add 3.3.3.3 255.255.255.255
Router(config-if)#ex
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.2.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#ex
Router(config)#int fa0/1
Router(config-if)#ip add 192.168.3.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#ex
Router(config)#

R4
  
Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int lo 0
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface Loopback0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Loopback0, changed state to up


Router(config-if)#ip add 4.4.4.4 255.255.255.255
Router(config-if)#ex
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.3.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#ex
Router(config)#
3. Kemudian lakukan routing ospf pada setiap router
R1  
Router(config)#router ospf 10
Router(config-router)#network 1.1.1.1 0.0.0.0 area 0
Router(config-router)#network 192.168.1.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#

R2

Router(config)#router ospf 10
Router(config-router)#network 2.2.2.2 0.0.0.0 area 0
Router(config-router)#network 192.168.1.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#

R3

Router(config)#router ospf 10
Router(config-router)#network 3.3.3.3 0.0.0.0 area 0
Router(config-router)#network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network 192.168.3.0 0.0.0.255 area 0                                Router(config-router)#


R4


Router(config)#router ospf 10
Router(config-router)#network 4.4.4.4 0.0.0.0 area 0
Router(config-router)#network 192.168.3.0 0.0.0.255 area 0

Router(config-router)#

4. Selanjutnya coba lakukan test koneksi dengan melakukan ping ke masing-masing ip loopback router tsb

ping loopback dari R1 > R2, R3, R4



ping loopback dari R2 > R1, R3, R4


ping loopback dari R3 > R1, R2, R4


ping loopback dari R4 > R1, R2, R3

5. Kemudian coba lihat hasil routing ospf database dari masing-masing router dengan mengetikkan :
Router#show ip ospf database





Maka hasil dari keempatnya pun sama, hal ini menandakan kalau routing ospf saling mengetahui topologi secara keseluruhan seperti peta yang lengkap

G. Hasil dan Kesimpulan

Dalam routing ospf,setiap router dapat saling mengetahui informasi & topologi secara keseluruhan seperti peta yang lengkap
 Konfigurasi OSPF 2

B. Latar Belakang

Nanti kita akan merouting 3 router menggunakan protokol OSPF. Berikut topologinya

Disitu, router kami remote menggunakan kabel console. Jika sudah dikonfigurasi routernya lalu PC Host akan kita hubungkan satu sama lain.

C. Alat dan Bahan

1. PC atau Laptop
2. Packet Tracer

D. Maksud dan Tujuan

Dua konsep penting dalam OSPF adalah Autonomous System dan Area. Area digunakan untuk routing hirarkis. Area juga digunakan untuk mengontrol kapan dan berapa banyak informasi routing dibagi di seluruh jaringan kalian.

E. Tahap pelaksanaan Kegiatan

  1. Buka Packet Tracer kalian dan buat topologinya
  2. Lalu pada masing Router tentukan IPnya. Disini kita mulai dengan Router0nya
     Router(config)#interface fa0/0
    Router(config-if)#ip address 172.16.0.1 255.255.0.0
    Router(config-if)#no shutdown
    Router(config-if)#exit
    Router(config)#interface S2/0
    Router(config-if)#clock rate 64000
    Router(config-if)#ip address 172.32.0.1 255.255.0.0
    Router(config-if)#no shutdown
    Router(config-if)#end
  3. Kemudian Router1
     Router(config)#interface fa0/0
    Router(config-if)#ip address 172.64.0.1 255.255.0.0
    Router(config-if)#no shutdown
    Router(config-if)#exit
    Router(config)#interface S2/0
    Router(config-if)#ip address 172.32.0.2 255.255.0.0
    Router(config-if)#no shutdown
    Router(config-if)#exit
    Router(config)#interface S3/0
    Router(config-if)#clock rate 64000
    Router(config-if)#ip address 172.128.0.1 255.255.0.0
    Router(config-if)#end
  4. Berikutnya Router2
     Router(config)#interface fa0/0
    Router(config-if)#ip address 172.254.0.1 255.255.0.0
    Router(config-if)#no shutdown
    Router(config-if)#exit
    Router(config)#interface S3/0
    Router(config-if)#ip address 172.128.0.2 255.255.0.0
    Router(config-if)#no shutdown
    Router(config-if)#end
  5. Jika sudah, selanjutya kita konfigurasi OSPFnya. Masuk di Router0
     Router(config)#route ospg 1
    Router(config-router)#network 172.16.0.0 0.0.255.255 area 0
    Router(config-router)#network 172.32.0.0 0.0.255.255 area 0
    Router(config-router)#end
    Router#copy running-config startup-config
  6. Lalu pindah ke konfigurasi Router1
     Router(config)#route ospf 1
    Router(config-router)#network 172.32.0.0 0.0.255.255 area 0
    Router(config-router)#network 172.64.0.0 0.0.255.255 area 0
    Router(config-router)#network 172.128.0.0 0.0.255.255 area 0
    Router(config-router)#end
    Router#copy running-config startup-config
  7. Kemudian yg terakhir di Router2
     Router(config)#router ospf 1
    Router(config-router)#network 172.128.0.0 0.0.255.255 area 0
    Router(config-router)#network 172.254.0.0 0.0.255.255 area 0
    Router(config-router)#end
F. Tes

Sekarang, coba kalian ping pada masing-masing router. Apakah sukses atau tidak? Jika sukses, coba beri IP dan gateway pada masing-masing PC atau host. Jika sudah, coba ping masing PC atau host kalian. Apakah sudah berhasil?

G. Hasil dan Kesimpulan

Router dapat terhubung karena kita telah mengkonfigurasinya dengan OSPF. Ternyata OSPF konsepnya adalah setiap IP pada router seperti dijadikan gateway dengan memanfaatkan sambungan port yg sudah diberi IP dengan subnet yg sama. Sehingga, IP lainnya yg ada didalam port pada router bisa terhubung.

Sumber : muktiaziz-blctelkom.blogspot-com
tiochandra-blc.blogspot-com

Related Posts

Related Posts

Post a Comment