-->
g2QFCKwavghUp2yzjKrIFwEeG13RASCerFTCMH35

Hubungan Stakeholder Dengan Perusahaan

proyek
Hubungan stakeholder dengan perusahaan
            Sifat dari hubungan perusahaan dengan stakeholders mengalami perubahan dinamis seiring berjalanya waktu. Beberapa pakar mengamati terjadinya pergeseran bentuk dari yang semula tidak aktif (inactive), menjadi reaktif (reactive), kemudian berubah lagi menjadi proaktif (proactive), dan akhirnya menjadi interaktif (interactive).
.A Pola hubungan stakeholders
            Penjelasan mengenai pola hubungan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1)      Hubungan tidak aktif (inactive); perusahaan meyakini bahwa mereka dapat membuat keputusan secara sepihak tanpa mempertimbangakan dampaknya terhadap pihak lain.
2)      Hubungan yang reaktif (reactive); perusahaan cenderung memepertahankan diri (defensive), dan hanya bertindak ketika dipaksa melakukanya.
3)      Hubungan yang proaktif (proactive); perusahaan cenderung berusaha untuk mengantisipasi kepentingan-kepentingan para stakeholders. Biasanya perusahaan memiliki departemen khusus yang berfungsi untuk mengidentifikasi isu-isu yang menjadi perhatian para pemangku kepentinagan utama. Namun, perhatian mereka dan para stakeholders dipandang sebagai suatu permasalahan yang perlu dikelola, bukan dipandang sebagai suatu sumber keunggulan kompetitif.
4)      Hubungan yang interaktif (interactive); perusahaan menggunakan pendekatan bahwa perusahaan harus memiliki hubungan berkelanjutan yang saling menghormati, terbuka, dan saling dipercaya dengan para pemangku kepentinganya. Dengan demikian, perusahaan menganggap bahwa suatu hubungan yang positif dengan para pemangku kepentingan adalah sumber nilai dan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
Hubungan perusahaan dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) diharapkan bersifat interaktif (interactive). Dengan demikian, diharapkan interaksi ini dapat membantu perusahaan mempelajari ekspektasi masyarakat, memperoleh keahlian dari luar perusahaan, mengembangkan solusi kreatif, dan memenangkan dukunga pemangku kepentingan untuk menerapkan berbagai solusi tersebut. Menurut Tunggal (2009:63) perlu respon terhadap pemangku kepentinganpada era sekarang ini dipertajam dengan meningakatkannya globalisasi perusahaan dan dengan munculnya teknologo-teknologi yang mampu memfasilitasi komunikasi cepat pada pada skala dunia. Suatu perusahaan dapat membuat sebuah pemetaan mengenai tipe pamangku kepentinagan yang sedang dihadapi dengan menempatkan dimensi potensi dan dimensi kerja sama untuk menentukan strategi untuk mengahadapi para pemangku kepentingan tersebut.
  1. Harmonisasi Keselarasan antara kepentingan perusahaan dan Stakeholders
Relasi yang harmonis dan selaras adalah sesuatu yang didambakan semua pihak karena berkaitan dengan kestabilan, keseimbangan, kedamaian dan keberlanjutan pihak-pihak tersebut. Namun, relasi antara organisasi dan publiknya tidak selalu seiring sejalan karena ada kalanya terdapat perbedaan tujuan dan kepentingan. PR, dalam usaha organisasi menyelaraskan perbedaan ini berupaya menjembatani agar tercipta situasi yang harmonis sehingga semua pihak dapat berjalan bersisian
seiring sejalan.
“ Masalah apa yang kerap timbul, bagaimana caranya dan apa usaha-usaha yang
harus dilakukan oleh PR dalam menyelaraskan perbedaan kepentingan dan
tujuan ini? ”.
SUmber :zufasupriyadi.wordpress-com
Related Posts

Related Posts

Post a Comment