-->
g2QFCKwavghUp2yzjKrIFwEeG13RASCerFTCMH35

Contoh Client Server

Contoh Client Server (one-tier)
Contoh client server mengacu pada desain aplikasi atau macam dari arsitektur aplikasi client server tersebut, diantaranya; (one-tier) standalone, pada arsitektur ini semua pemrosesan dilakukan pada mainframe. Tipe model ini adalah dimana semua proses terjadi secara terpusat yang dikenal sebagai basis-host. Kekurangan yang terjadi pada tipe ini yaitu semakin banyak user yang mengakses, maka akan semakin kewalahan.
One tier
Pada arsitektur ini semua pemrosesan dilakuan pada mainframe. Kode aplikasi, data dan semua komponen sistem ditempatkan dan dijalankan pada host. Pada saat komputer client dipakai untuk mengakses mainframe pemrosesan tidak akan terjadi pada mesin ini dikarenakan mereka “dump-client” atau “dump-terminal”. Pada model ini pemrosesan terjadi secara terpusat, dikenal sebagai berbasis-host. Terdapat beberapa permasalahan pada komputasi berbasis-host yaitu semua pemrosesan terjadi pada sebuah mesin tunggal dan jika semakin banyak user yang mengakses host maka proses akan melambat dan jika pada sebuah perusahaan memiliki beberapa kantor pusat maka user yang dapat mengakses mainframe adalah yang berlokasi pada tempat itu saja.
Keuntungan arsitektur one tier:
a.       Sangat mudah
b.      Cepat dalam merancang dan mengaplikasikan
Kelemahan arsitektur one tier :
a.       Skala kecil
b.      Susah diamankan
c.       Menyebabkan perubahan terhadap salah satu komponen diatas tidak mungkin dilakukan, karena akan mengubah semua bagian.
d.      Tidak memungkinkan adanya re-usable component dan code.
e.      Cepat dalam merancang dan mengaplikasikan

Contoh Client Server (Two-tier)
Model kedua yaitu client server (two-tier) adalah model aplikasi yang pemrosesannya terjadi pada client dan server. Model ini adalah tipikal aplikasi degnan banyak client dan server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan.
Client/Server (two tier)
Dalam model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan server. Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan banyakclient dan sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan. Aplikasi ditempatkan pada computer client dan mesin database dijalankan pada server jarak-jauh. Aplikasi client mengeluarkan permintaan ke database yang mengirimkan kembali data ke client-nya. Model Two-tier terdiri dari tiga komponen yang disusun menjadi dua lapisan : client (yang meminta serice) dan server (yang menyediakan service).

Tiga komponen tersebut yaitu :
1.      User Interface. Adalah antar muka program aplikasi yang berhadapan dan digunakan langsung oleh user.
2.      Manajemen Proses.
3.      Database. Model ini memisahkan peranan user interface dan database dengan jelas, sehingga terbentuk dua lapisan.


Kelebihan dari model client/server
·         Mudah
·         Menangani Database Server secara khusus
·         Relatif lebih sederhana untuk di develop dan diimplementasikan.
·         Lebih cocok diterapkan untuk bisnis kecil.

Server database berisi mesin database, termasuk tabel, prosedur tersimpan, dan trigger (yang juga berisi aturan bisnis). Dalam system client/server, sebagian besar logika bisnis biasanya diterapkan dalam database.

Server database manangani :
·         Manajemen data
·         Keamanan
·         Query, trigger, prosedur tersimpan
·         Penangan kesalahan

Arsitektur client/server merupakan sebuah langkah maju karena mengurangi beban pemrosesan dari komputer sentral ke computer client. Ini berarti semakin banyak user bertambah pada aplikasi client/server, kinerja server file tidak akan menurun dengan cepat. Dengan client/server user dair berbagai lokasi dapat mengakses data yang sama dengan sedikit beban pada sebuah mesin tunggal. Namun masih terdapat kelemahan pada model ini. Selain menjalankan tugas-tugas tertentu, kinerja dan skalabilitas merupakan tujuan nyata dari sebagian besar aplikasi.

Kekurangan dari model client/server :

·         Kurangnya skalabilitas
·         Koneksi database dijaga
·         Tidak ada keterbaharuan kode
·         Tidak ada tingkat menengah untuk menangani keamanan dan transaksi skala kecil.
·         Susah di amankan.
·         Lebih mahal.

Contoh Client Server ( Three-Tier)
Ketiga yaitu, three-tier merupakan sebuah arsitektur dari client-server yang sudah di inovasi. Pada arsitektur tipe ini terdapat application server yang berdiri diantara client dan database server. Arsitektur semacam ini banyak diterapkan dengan menggunakan web application karena dengan demikian komputer client akan melakukan instalasi web browser.
Three Tier
Arsitektur Three Tier merupakan inovasi dari arsitektur Client Server. Pada arsitektur Three Tier ini terdapat Application Server yang berdiri di antara Client dan Database Server. Contoh dari Application server adalah IIS, WebSphere, dan sebagainya.
Application Server umumnya berupa business process layer, dimana bisa didevelop menggunakan PHP, ASP.Net, maupun Java. Sehingga kita menempatkan beberapa business logic kita pada tier tersebut. Arsitektur Three Tier ini banyak sekali diimplementasikan dengan menggunakan Web Application. Karena dengan menggunakan Web Application, Client Side (Komputer Client) hanya akan melakukan instalasi Web Browser. Dan saat komputer client melakukan inputan data, maka data tersebut dikirimkan ke Application Server dan diolah berdasarkan business process-nya. Selanjutnya Application Server akan melakukan komunikasi dengan database server.
Biasanya, implementasi arsitektur Three Tier terkendala dengan network bandwidth. Karena aplikasinya berbasiskan web, maka Application Server selalu mengirimkan Web Application-nya ke computer Client. Jika kita memiliki banyak sekali client, maka bandwidth yang harus disiapkan akan cukup besar, Sedangkan network bandwidth biasanya memiliki limitasi. Oleh karena itu biasanya, untuk mengatasi masalah ini, Application Server ditempatkan pada sisi client dan hanya mengirimkan data ke dalam database server. Konsep model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasiaplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan.
Kelebihan arsitektur Three Tier :
·      Segala sesuatu mengenai database terinstalasikan pada sisi server, begitu pula dengan pengkonfigurasiannya. Hal ini membuat harga yang harus dibayar lebih kecil.
·      Apabila terjadi kesalahan pada salah satu lapisan tidak akan menyebabkan lapisan lain ikut salah
·     Perubahan pada salah satu lapisan tidak perlu menginstalasi ulang pada lapisan yang lainnya dalam hal ini sisi server ataupun sisi client.
·      Skala besar.
·      Keamanan dibelakang firewall.
·      Transfer informasi antara web server dan server database optimal.
·      Komunikasi antara system-sistem tidak harus didasarkan pada standart internet, tetapi dapat menggunakan protocol komunikasi yang lebvih cepat dan berada pada tingkat yang lebih rendah.
·     Penggunaan middleware mendukung efisiensi query database dalam SQL di pakai untuk menangani pengambilan informasi dari database.

Kekurangan arsitekture Three Tier :
·         Lebih susah untuk merancang
·         Lebih susah untuk mengatur
·         Lebih mahal


Contoh Client Server (Multi-Tier)

Model keempat adalah multi-tier. Model ini sangat mirip dengan model sebelumnya yaitu three tier. Perbedaannya terletak pada adanya business logic server. Model keempat yang merupakan arsitektur dari client server ini memberikan bentuk tree-tier yang diperluas dalam bentuk fisik yang terdistribusi.
Multi Tier
Arsitektur Multi Tier adalah suatu metode yang sangat mirip dengan Three Tier. Bedanya, pada Multi Tier akan diperjelas bagian UI (User Interface) dan Data Processing. Yang membedakan arsitektur ini adalah dengan adanya Business Logic Server. Database Server dan Bussines Logic Server merupakan bagian dari Data Processing, sedangkan Application Server dan Client/Terminal merupakan bagian dari UI. Business Logic Server biasanya masih menggunakan bahasa pemrograman terdahulu, seperti COBOL. Karena sampai saat ini, bahasa pemrograman tersebut masih sangat mumpuni sebagai business process.
 Multi-tier architecture menyuguhkan bentuk three – tier yang diperluas dalam model fisik yang terdistribusi. Application server dapat mengakses Application server yang lain untuk mendapat data dari Data server dan mensuplai servis ke client Application.

Kelebihan arsitektur Multitier :
·    Dengan menggunakan aplikasi multi-tier database, maka logika aplikasi dapat dipusatkan pada middle-tier, sehingga memudahkan untuk melakukan control terhadap client-client yang mengakses middle server dengan mengatur seting pada dcomcnfg.
·  Dengan menggunakan aplikasi multi-tier, maka database driver seperti BDE/ODBC untuk mengakses database hanya perlu diinstal sekali pada middle server, tidak perlu pada masing-masing client.
·   Pada aplikasi multi-tier, logika bisnis pada middle-tier dapat digunakan lagi untuk mengembangkan aplikasi client lain,sehingga mengurangi besarnya program untuk mengembangkan aplikasi lain. Selain itu meringankan beban pada tiap-tiap mesin karena program terdistribusi pada beberapa mesin.
·      Memerlukan adaptasi yang sangat luas ruang lingkupnya apabila terjadi perubahan sistem yang besar.

Kekurangan arsitektur Multi tier :
·   Program aplikasi tidak bisa mengquery langsung ke database server, tetapi harus memanggil prosedur-prosedur yang telah dibuat dan disimpan pada middle-tier.
·         Lebih mahal

Keunggulan client server
·         Kecepatan akses lebih tinggi
·         Sistem keamanan & administrasi lebih baik
·         Sistem backup data lebih baik

Kelemahan Client/Server
·         Biaya lebih mahal
·         Dibutuhkan komputer dengan spesifikasi khusus untuk menjadi server
·         Ketergantungan terhadap server, jika server terganggu maka keseluruhan jaringan terganggu


Related Posts

Related Posts

Post a Comment