B. Karakteristik dan Asumsi Dasar Penelitian Etnografi
Dalam menjalankan penelitiannya seorang etnografer harus membangun hubungan yang dekat dengan partisipan dari objek komunitas penelitiannya. Seperti contoh etnografer Jonathan Kozol di atas, untuk meneliti komunitas kulit hitam di Bronx, dia juga ikut tinggal di sana selama beberapa bulan untuk bisa menyelami kehidupan mereka. Mereka pun mulai percaya pada Kozol dan mau berbagi mengenai perasaan terdalam mereka dan pandangan mereka tentang kemiskinan dan perbedaan warna kulit.[8]
Penelitian etnografi meneliti suatu proses dan hasil akhir.[9] Akhir dari penelitian adalah membuat tulisan yang kaya akan gambaran detail dan mendalam mengenai objek penelitan (thick description).[10] Sebagai penelitian suatu proses, seorang etnografer melakukan participant observation, di mana seorang peneliti melakukan eksplorasi terhadap kegiatan hidup sehari-hari dari objek kelompoknya, melakukan pengamatan dan mewawancarai anggota kelompok dan terlibat di dalamnya. Participant obeservation juga berarti bahwa peneliti ikut terlibat dan ikut berperan dalam pengamatan.[11]
Untuk keperluan penelitian ini seorang etnografer memelukan seorang key informant atau gatekeeper yang bisa membantu menjelaskan dan masuk ke dalam kelompok tersebut. Selain itu seorang etnografer harus mempunyai sensitivitas tinggi terhadap partisipan yang sedang ditelitinya, karena bisa jadi peneliti belum familiar terhadap karakteristik mereka.
Berikut ini aspek atau karakteristik etnografi baik yang dirangkum dari Wolcott dan Gay, Mills dan Airasian.[12]
1. Berlatar alami bukan eksperimen di laboratorium
2. Peneliti meneliti tema-tema budaya tentang peran dan kehidupan sehari-hari seseorang
3. Interaksi yang dekat dan tatap muka dengan partisipan
4. Mengambil data utama dari pengalaman di lapangan
5. Menggunakan berbagai metode pengumpulan data seperti wawancara, pengamatan, dokumen, artifak dan material visual.
6. Peneliti menggunakan deskripsi dan detail tingkat tinggi
7. Peneliti menyajikan ceritanya secara informal seperti seorang pendongeng
8. Menekankan untuk mengekplorasi fenomena sosial bukan untuk menguji hipotesis.
9. Format keseluruhannya adalah deskriptif, analisis dan interpretasi
10. Artikel diakhir dengan sebuah pertanyaan.
Menurut Nur Syam, ciri-ciri penelitian etnografi adalah :
1. Deskripsi etnografis sepenuhnya disusun sesuai dengan pandangan, pengalaman warga pribumi (emic view)
2. Memanfaatkan metode wawancara mendalam dan observasi terlibat.
3. Peneliti tinggal di lapangan untuk belajar tentang budaya yang dikajinya.
4. Analisis datanya bercorak menyeluruh (holistik) yaitu menghubungkan antarasuatu fenomena budaya dengan fenomena budaya lainya atau menghubungkan antara suatu konsep dengan konsep lainnya.[13]
Karakter khas dari metode etnografi semakin menjadi jelas, ketika asumsi-asumsi yang dibangun dan dimiliki etnografi mengarah pada pemahaman terhadap keberadaan/peran/makna budaya dalam sebuah masyarakat. Asumsi-asumsi itu menurut menurut Emzir (2012) dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Etnografi mengasumsikan kepentingan penelitian yang prinsip terutama dipengaruhi oleh pemahaman cultural masyarakat. Metodologi secara sungguh-sungguh menjamin bahwa pemahaman cultural umum akan diidentifikasi untuk kepentingan peneliti di tangan. Interpretasi tepat menempatkan tekanan besar pada kepentingan kausal dari pemahaman kultual seperti itu. Terdapat suatu kemungkinan bahwa focus etnografi akan mempertiimbangkan secara berlebihan peran persepsi budaya dan tidak mempertimbangkan peran kausal kekuatan-kekuatan objektif.
2. Etnografi mengasumsikan suatu kemampuan mengidentifikasi masyarakat secara relevan dari kepentingan. Dalam banyak latar, ini mungkin menjadi sulit. Masyarakat, organisasi formal, kelompok non formal dan persepsi tingkat local semuanya mungkin memainkan peran dalam banyak subjek yang diteliti, dan kepentingan ini mungkin bervariasi menurut waktu, tempat dan masalah. Terdapat suatu kemungkinan bahwa focus etnografi mungkin secara berlebihan memandang peran budaya masyarakat dan tidak memberikan pandangan pada peran kausal dari kekuatan psikologis individual atau bagian masyarakat.
3. Etnografi mengasumsikan peneliti mampu memahami kelebihan cultural dari masyarakat yang diteliti, menguasai bahasa atau jargon teknis dari kebudayaan tersebut, dan memiliki temuan yang didasarkan pada pengetahuan komprehensif dari budaya tersebut. Terdapat suatu bahasa bahwa peneliti mungkin memasukkan bias terhadap pandangan budayanya sendiri.
4. Sementara tidak inheren bagi metode, penelitian etnografi lintas budaya yang menghindari risiko asumsi yang keliru bahwa pengukuran yang ada memiliki makna yang sama lintas budaya. [14]
Sumber : pascasarjanastainkds.blogspot.co.id