-->
g2QFCKwavghUp2yzjKrIFwEeG13RASCerFTCMH35

Prosedur Penelitian Etnografi

Prosedur Penelitian Etnografi

Menurut Creswell, walau tidak ada satu cara saja dalam menititi etnografi namum secara umum prosedur penelitian etografi adalah sebagai berikut:[18]
1.      Menentukan apakah masalah penelitian ini adalah paling cocok didekati dengan studi etnogafi. Seperti telah kita bahas di atas bahwa etnografi menggambarkan suatu kelompok budaya dengan mengekloprasi kepercayaan, bahasa dan  perilaku (etnografi realis); atau juga mengkritisi isu-isu mengenai kekuasaan, perlawanan dan dominansi (etnografi kritis).
2.      Mengidentifikasi dan menentukan lokasi dari kelompok budaya yang akan diteliti. Kelompok sebaiknya gabungan orang-orang yang telah bersama dalam waktu yang panjang karena disini yang akan diteliti adalah pola perilaku, pikiran dan kepercayaan yang dianut secara bersama.
3.      Pilihlah tema kultural atau isu yang yang akan dipelajari dari suatu kelompok. Hal ini melibatkan analisis dari kelompok budaya.
4.      Tentukan tipe etnografi yang cocok digunakan untuk memlajari konsep budaya tersebut. Apakah etnografi realis ataukah etnografi kritis.
5.      Kumpulkan informasi dari lapangan mengenai kehidupan kelompok tersebut. Data yang dikumpulkan bisa berupa pengamatan, pengukuran, survei, wawancara, analisa konten, audiovisual,pemetaan dan penelitian jaringan. Setelah data terkumpul data tersebut dipilah-pilah dan dianalisa.
6.      Yang terakhir tentunya tulisan tentang gambaran atau potret menyeluruh dari kelompok budaya tersebut baik dari sudut pandang partisipan maupun dari sudut pandang peneliti itu sendiri.
Peneliti etnografi secara umum mempunyai kesamaan dengan seseorang penjelajah yang mencoba memetakan suatu wilayah hutan belantara. Penjelajah memulai dengan suatu masalah umum, mengidentifikasi ciri-ciri utama dari wilayah tersebut; peneliti etnografi ingin mendeskripsikan wilayah kultural. Kemudian penjelajah mulai mengumpulkan informasi, menapak berjalan pertama satu arah, kemudian barangkali menyelidiki rute tersebut, selanjutnya memulai penyelidikan satu arah baru. Pada penemuan sebuah danau di tengah sebuah hutan berpohon-pohon besar, penjelajah mungkin berjalan mengelilinginya, kemudian berjalan melewati daerah yang sudah dikenal untuk mengukur jarak danau dari tepi hutan tersebut. Penjelajah akan sering membaca kompas, memeriksa arah matahari, membuat catatan tentang tanda-tanda yang menonjol, dan menggunakan umpan balik dari setiap pengamatan untuk memodifikasi informasi awal. Setelah beberapa minggu penyelidikan, penjelajah mungkin mengalami kesulitan menjawab pertanyaan “Apa yang telah kamu temukan?” Seperti seseorang peneliti etnografi, penjelajah mencari untuk mendeskripsikan suatu area hutan belantara daripada berusaha menemukan sesuatu.
Menurut Spradley (1980: 26), s dalam praktik bagaimana dikutip oleh Emzir, penelitian nyata perbedaan ini dapat diungkapkan dalam dua pola penelitian. Sementara para peneliti ilmu sosial cenderung mengikuti penyelidikan pola “linear”, peneliti etnografi cenderung mengikuti pola “siklus”. Mari kita lihat secara singkat pada contoh urutan linear dalam penelitian ilmu sosial, setelah itu baru kita diskusikan pola “siklus”yang digunakan peneliti etnografi. [19]
1.      Urutan Linear dalam Penelitian Ilmu Sosial
McCord & McCord (1958) dalam penelitiannya tentang kriminalitas, mengikuti prosedur urutan linear (gambar 1).
Mereka menyusun suatu prosedur penelitian untuk melihat apakah model peranan orang tua memengaruhi anak-anak untuk mengatasi perilaku kriminal atau menghindari perilaku tersebut. Semua detail dari penelitian mereka tidak perlu dipertimbangkan untuk mengikuti urutan linear dari aktivitas ringkas berikut.
Tahap pertama: mendefinisikan suatu masalah penelitian.McCord mulai dengan mendefinisikan masalah penelitian sebagai hubungan antara lingkungan keluarga dengan penyebab kajahatan.
Tahap kedua: merumuskan hipotesis. Peneliti merumuskan sejumlah hipotesis penelitian tentang hubungan antara sikap orang tua, perilaku, dan disiplin terhadap aktivitas kriminal (atau absen dari aktivitas tersebut) dari anak-anak. Sebagai contoh, mereka menghipotesiskan bahwa jika orang tua laki-laki menyimpang (kriminal, kacau), penyimpangan mereka akan tercermin dalam kriminalitas di antara anak-anak, dan “anak-anak akan meniru orang tua laki-laki yang menyimpang, jika orang tua laki-laki menunjukkan rasa kasih sayang terhadap mereka.”
Tahap ketiga: membuat definisi operasional. Penelitian mendefinisikan kata-kata, frase seperti “penyimpangan” dan “model peran orang tua” dalam istilah-istilah spesifik yang memungkinkan peneliti setuju bila mereka mengidentifikasi perilaku menyimpang.
Tahap keempat: merancang instrumen penelitian. Penelitian menggunakan data yang telah dikumpulkan sebelumnya dari wawancara dan observasi. Instrumen utama pada saat penelitian adalah suatu set instruksi peringkat yang digunakan oleh “rater” yang membaca lewat data awal ini. Instrument tidak dapat dirancang hingga tahap satu sampai tahap tiga dilakukan.
Tahap kelima: mengumpulkan data. Ini dilakukan dengan menggunakan satu kelompok rater independen.
Tahap keenam: menganalisis data. Data kemudian dipertentangkan dengan hipotesis dan diuji untuk temuan baru yang tidak berhubungan dengan hipotesis.
Tahap ketujuh: menggambarkan kesimpulan. Banyak kesimpulan ditarik dari penelitian, termasuk, sebagai contoh, penyimpangan mahasiswa tercermin dalam perilaku kriminal di kalangan anak-anak.
Tahap kedelapan: melaporkan hasil. Bila analisis sudah lengkap, dan kesimpulan sudah digambarkan, McMord kemudian menulis hasilnya untuk publikasi.

Penelitian etnografi jarang menggunakan prosedur linear semacam ini; tugas-tugas utama mengikuti semacam pola siklus, selalu mengulangi, seperti terlihat dalam gambar 2. Berikut akan dibicarakan masing-masing aktivitas utama dalam siklus ini.

.      Siklus Penelitian Etnografi
Menurut Spradley (1980: 22-35), sebagaimana dikutip oleh Emzir prosedur penelitian etnografi bersifat siklus, bukan bersifat urutan linear dalam penelitian ilmu sosial. Prosedur siklus penelitian etnografi mencakup enam langkah: (1) pemilihan suatu proyek etnografi, (2) pengajuan pertanyaan etnografi, (3) pengumpulan data etnografi, (4) pembuatan suatu rekaman etnografi, (5) analisis data etnografi, dan (6) penulisan sebuah etnografi. Berikut uraiannya masing-masing. [20]
a.    Pemilihan Suatu Proyek Etnografi
Siklus dimulai dengan pemilihan suatu proyek etnografi. Barangkali yang pertama peneliti etnografi mempertimbangkan ruang lingkup dari penyelidikan mereka. Wolcott (1967) memilih desa Kwakiutl di British Columbia dengan sebuah populasi standar 125 orang. Studi Hicks tentang Little Valley (1976) difokuskan pada penyelesaian yang berbeda dengan populasi total standar 1300 orang. Spradley dkk. melakukan penelitian etnografi pada suatu daerah kecil perkotaan (Spradley dan Mann, 1975). Orcar Lewist mengahabiskan beberapa tahun meneliti sebuah keluarga tunggal (1963). Ruang lingkup penelitian dapat berjarah sepanjang satu kontinum dari etnografi makro ke etnografi mikro.
b.   Pengajuan Pertanyaan Etnografi
Pekerjaan lapangan etnografi dimulai ketika Anda mulai mengajukan pertanyaan etnografi. Itu memperlihatkan bukti yang cukup ketika pelaksanan wawancara, tetapi obsevasi yang sangat sederhana dan entri catatan lapangan pun melibatkan pengajuan pertanyaan. Anggap untuk sementara Anda mulai menaiki sebuah bis kota sebagai seseorang etnografi. Bis berhenti pada sebuah persimpangan yang sibuk dan Anda mengamati sebagai orang pemilik bis, pintu tertutup, dan pengemudi mengarahkan bis memasuki persimpangan tersebut. Anda menunggu hingga setiap orang mendapat tempat duduk, kemudian mencatat pertanyaan berikut dalam catatan Anda: “Tiga orang naik bis di halte bis Snelling Avenue, seorang wanita dan dua anak laki-laki. Masing-masing di antara mereka pergi ke tiga tempat duduk kosong terpisah dan semua memilih tempat dekat pintu”. Anda dapat menjawab beberapa pertanyaan implicit, pertanyaan Anda ajukan tanpa realisasinya.
1)         Siapa yang naik bis?
2)         Apa jenis kelamin dan berapa usia penumpang yang baru?
3)         Apa yang mereka lakukan setelah naik bis?
4)         Di mana setiap orang duduk?
Sebagai pengganti pertanyaan di atas Anda dapat mengajukan pertanyaan sperti: “berapa tinggi setiap penumpang baru? Apa yang diapaki oelh setiap penumpang? Di mana setiap orang terlihat bergerak turun ke jalan? Pertanyaan ini akan menuntun ke arah entri yang berbeda dalam catatan lapangan Anda.
Dalam format penelitian sosial yang paling umum, pertanyaan yang diajukan oleh peneliti cenderung datang dari luar pemandangan budaya. Para peneliti dari suatu pandangan budaya tertentu (ilmu sosial professional) menggambarkan pada kerangka referensi. Mereka untuk merumuskan pertanyaan. Mereka kamudian memandang budaya yang lain untuk melakukan wawancara atau observasi. Tanpa merealisasikannya merka cenderung berasumsi bahwa pertanyaan dan jawaban merupakan unsure-unsur yang terpisah dalam pemikiran manusia. Pertanyaan selalu mengimplikasikan jawaban. Pertanyaan dari jenis apa pun selalu mengimplikasikan pertanyaan. Ini benar, bahkan ketika pertanyaan atau jawaban tidak dinyatakan. Dalam melakukan observasi partisipan untuk tujuan etnografi, sebaik mungkin, kedua pertanyaan dan jawaban harus ditemukan dalam situasi sosial yang akan diteliti.
Terdapat tiga jenis utama pertnyaan etnografi, masing-masing mengarah pada jenis observasi yang berbeda di lapangan. Semua jenis etnografi mulai dengan “pertanyaan deskriptif” umum/luas seperti “Siapa  orang yang ada di sini?” “Apa yang mereka lakukan?”, dan “Apa latar fisik dari situasi sosial ini?” Kemuadian, setelah penggunaan jenis pertanyaan ini untuk menuntun observasi anda, dan setelah analisis data awal, Anda akan menggunakan “pertanyaan structural” dan “pertanyaan kontras” untuk penemuan. Ini akan membimbing Anda membuat observasi lebih terfokus.
Dalam sebuah etnografi seseorang dapat mengajukan seub-sub pertanyaan yang berhubnungan dengan (a) suatu deskripsi tentang konteks, (b) analisis tentang tema-tema utama, dan (c) interpretasi perilaku kultural (Wolcott, 1994, dalam Creswell, 1998: 104). Sebagai alternative subpertanyaan topical ini dapat mencerminkan 12 langkah Spradley dalamDecision Research Sequencenya sebagai berikut:
1)      Apa situasi sosial yang akan diteliti? (Memilah suatu situasi sosial)
2)      Bagaimana seseorang melakukan observasi terhadap situasi tersebut? (Melakukan observasi partisipan)
3)      Apakah yang sudah terekan tentang situasi tersebut? (Membuat rekaman etnografi)
4)      Apakah yang sudah teramati tentang situasi tersebut? (Melakukan observasi deskriptif)
5)      Apakah domain cultural yang muncul dari studi situasi tersebut? (Melakukan analisi domain)
6)      Apakah lebih spesifik, observasi terfokus dapat dibuat? (Melakukan analisis taksonomi)
7)      Melihat secara lebih selektif, observasi apa yang dapat dilakukan? (Melakukan observasi selektif)
8)      Apa komponen-komponen yang muncul dari observasi tersebut? (Melakukan analisis komponen)
9)      Apa tema-tema yang tampak? (Melakukan observasi selektif)
10)  Apa inventori cultural yang tampak? (Mengambil inventori cultural)
11)  Bagaimana seseorang dapat menulis etnografi? (Menulis sebuah etnografi) (Creswell. 1998: 104 dan Spradley, 1980: 103)
c.    Pengumpulan Data Etnografi
Tugas utama kedua dalam siklus penelitian etnografi adalah pengumpulan data etnografi. Dengan cara observasi partisipan, Anda akan mengamati aktivitas orang, karakteristik fisik situasi sosial, dan apa yang akan menjadi bagian dari temat kejadian. Selama pelaksanaan pekerjaan lapangan, apakah seseorang mempelajari sebuah desa suku tertentu untuk satu tahun atau pramugari pesawat udara untuk beberapa bulan, jenis observasi akan berubah. Anda akan mulai dengan melakukan observasi akan berubah. Anda akan mulai dengan melakukan observasi deskriptif secara umum, mencoba memperoleh suatu tinjuan terhadap situasi sosial dan yang terjadi di sana. Kemudian setelah perekaman dan analisis data awal Anda, Anda dapat mempersempit penelitian Anda dan mulai melakukan observasi ulang di lapangan, Anda akan mempu mempersempit penyelidikan Anda untuk melakukan observasi selektif. Walaupun observasi Anda semakin terfokus, Anda akan selalu melakukan observasi deskriptif umum hingga akhir studi lapangan Anda. Tiga jenis observasi ini berhubungan dengan tiga jenis pertanyaan etnografi. [21]
d.   Pembuatan Rekaman Etnografi
Langkah berikutnya dalam siklus penelitian etnografi adalah membuat rekaman atau catatan etnografi. Tahap ini mencakup pengambilan catatan lapangan. Pengambilan foto, pembuatan peta, dan penggunaan cara-cara lain untuk merekam observasi Anda. Rekaman etnografi ini membangun sebuah jembatan antara observasi dan analisis. Memang, sebagian besar analisis Anda akan sangat tergantung pada apa yang telah Anda rekam.
e.    Analisis Data Etnografi
Langkah berikutnya dalam siklus tidak dapat menunggu hingga terkumpul banyak data. Dalam penelitian etnografi, analisis merupakan suatu proses penemuan pertanyaan. Sebagai pengganti datang ke lapangan dengan pertanyaan spesifik, peneliti etnografi menganalisis data lapangan yang dikumpulkan dari observasi partisipan untuk menemukan pertanyaan. Anda perlu menganalisis catatan-catatan lapangan Anda setelah setiap periode pekerjaan lapangan untuk mengetahui apa yang akan dicari dalam periode berikutnya dari obsevasi partisipan. Terdapat empat jenis analisis, yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis tema.
Analisis domain, yaitu memperoleh gambaran umum dan menyeluruh dari objek penelitian atau situasi sosial. Melalui pertanyaan umum dan pertanyaan rinci peneliti menemukan berbagai kategori atau domain tertentu sebagai pijakan penelitian selanjutnya. Semakin banyak domain yang dipilih, semakin banyak waktu yang diperlukan untuk penelitian.
Analisis taksonomi, yaitu menjabarkan domain-domain yang dipilih menjadi lebih rinci untuk mengetahui struktur internalnya. Hal ini dilakukan dengan melakukan pengamatan yang lebih terfokus.
Analisi komponensial, yaitu mencari cirri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengontraskan antarelemen. Hal ini dilakukan melalui observasi dan wawancara terseleksi melalui pertanyaan yang mengontraskan.
Analisis tema budaya, yaitu mencari hubungan di antara domain dan hubungan dengan keseluruhan, yang selanjutnya dinyatakan ke dalam tema-tema sesuai dengan fokus dan subfokus penelitian.
Seorang peneliti etnografi berpengalaman dapat melakukan bentuk-bentuk analisis berbeda ini secara simultan selama periode penelitian. Peneliti pemula dapat melakukannya dalam urutan, belajar melakukan masing-masing dalam putaran sebelum bergerak ke analisis berikutnya. Observasi partispan dan perekaman catatan lapangan, selalu diikuti oleh pengumpulan data, yang mengarah pada penemuan pertanyaan etnografi baru, pengumpulan data, catatan lapangan, dan analisis data lebih lanjut. Demikianlah siklus berlanjut hingga proyek penelitian mendekati sempurna.
f.    Penulisan Sebuah Etnografi
Tugas utama terakhir dalam siklus penelitian etnografi muncul ke arah akhir dari proyek penelitian. Walupun demikian, itu dapat pula mengarah pada pertanyaan-pertanyaan baru dan observasi-observasi lebih lanjut. Penulisan sebuah etnografi memaksa penyelidik ke dalam suatu jenis analisis yang lebih intensif.
Penelitian etnografi melibatkan suatu open-ended inquiry;memerlukan umpan balik yang konstan untuk memberikan arah penelitian. Peneliti etnografi hanya dapat merencanakan dari awal perjalanan penyelidikan mereka dalam penertian yang paling umum. Setiap tugas utama dalam tindakan siklus penelitian sebagai sebuah kompas untuk memelihara Anda di perjalanan. Jika Anda kacaukan etnografi dengan pola penelitian linear yang lebih tipikal dalam ilmu sosial, Anda akan berhadapan dengan masalah yang tidak diperlukan. Orang yang berpikir tentnag etnografi sebagai urutan linear cenderung mengumpulkan catatan lapangan minggu demi minggu dan segera menjadi berlimpah dengan kumpulan data yang tidak tersusun. Mereka sulit mengetahui kapan mereka memiliki informasi yang cukup pada suatu topik. Dan bahkan masalah yang lebih besar muncul ketika mereka menunggu semua data terkumpul sebelum mulai menganalisis secara intensif. Pertanyaan baru muncul dari data; seseorang tidak dapat mengajukan pertanyaan ini karena sulit atau tidak mungkin kembali ke lapangan. Jurang dalam informasi muncul tanpa jalan untuk mengisi data yang hilang.
Kesadaran terhadap siklus penelitian etnografi dapat memelihara Anda dari kehilangan jalan bahkan dalam proyek penelitian yang sangat kecil. Melakukan observasi partisipan secara cepat menceburkan peneliti dalam suatu data primer yang luas. Itu tidak umum bagi mahasiswa pascasarjana yang melaksanakan hanya beberapa jam seminggu untuk mengumpulkan sepuluh sampai lima belas halaman catatan lapangan setiap minggu. Peneliti etnografi yang menghabiskan beberapa jam sehari melakukan observasi partisipan secara proporsional akan memiliki sejumlah besar data lapangan.
Sumber : pascasarjanastainkds.blogspot.co.id
Related Posts

Related Posts

Post a Comment