-->
g2QFCKwavghUp2yzjKrIFwEeG13RASCerFTCMH35

Tentang Perancangan Basis Data

PERANCANGAN BASIS DATA
Perancangan Basis Data adalah proses untuk menentukan isi dan pengaturan data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan sistem.
Tujuan Perancangan Database :
• untuk memenuhi informasi yang berisikan kebutuhan-kebutuhan user secara khusus dan aplikasi-aplikasinya.
• memudahkan pengertian struktur informasi.
• mendukung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek penampilan (response time, processing time, dan storage space).
6 Fase proses perancangan database :
1. Pengumpulan Data dan Analisis
2. Perancangan Basis Data secara Konseptual
3. Pemilihan DBMS
4. Perancangan Basis Data secara Logika (data model mapping)
5. Perancangan Basis Data secara Fisik
6. Implementasi Sistem Basis Data.
6 fase di atas tidak harus diproses berurutan. Pada beberapa hal, rancangan tsb dapat dimodifikasi dari yang pertama dan sementara itu mengerjakan fase yang terakhir (feedback loop antara fase) dan feedback loop dalam fase sering terjadi selama proses perancangan.
1. Pengumpulan Data dan Analisis
Proses identifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data disebut pengumpulan data dan analisa. Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu sistem database,pertama-tama harus mengenal bagian-bagian lain dari sistem informasi yang akan berinteraksi dengan sistem database, termasuk para pemakai yang ada dan para pemakai yang baru serta aplikasi-aplikasinya. Kebutuhan-kebutuhan dari para pemakai dan aplikasi-aplikasi inilah yang kemudian dikumpulkan dan dianalisa.
Aktifitas-aktifitas pengumpulan data dan analisa :
Ø Menentukan kelompok pemakai dan bidang-bidang aplikasinya.
Ø Peninjauan dokumentasi yang ada.
Ø Analisa lingkungan operasi dan pemrosesan data.
Ø Daftar pertanyaan dan wawancara.
2. Perancangan Basis Data secara Konseptual
Tujuan dari fase ini adalah menghasilkan conceptual schema untuk database yang tergantung pada sebuah DBMS yang spesifik. Sering menggunakan sebuah high-level data model seperti ER/EER model selama fase ini. Dalam conceptual schema, kita harus merinci aplikasi-aplikasi database yang diketahui dan transaksi-transaksi yang mungkin.
Aktifitas paralel perancangan database secara konseptual :
Ø Perancangan skema konseptual :
menguji kebutuhan-kebutuhan data dari suatu database yang merupakan hasil dari fase 1, dan menghasilkan sebuah conceptual database schema pada DBMS independent model data tingkat tinggi seperti EER (enhanced entity relationship) model.
Ø Perancangan transaksi :
menguji aplikasi-aplikasi database dimana kebutuhan-kebutuhannya telah dianalisa pada fase 1, dan menghasilkan perincian transaksi-transaksi ini.
3. Pemilihan DBMS
Pemilihan database ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:
Ø Struktur data
Jika data yang disimpan dalam database mengikuti struktur hirarki, maka suatu jenis hirarki dari DBMS harus dipikirkan.
Ø Personal yang telah terbiasa dengan suatu sistem
Jika staf programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan suatu DBMS, maka hal ini dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar.
Ø Tersedianya layanan penjual
Keberadaan fasilitas pelayanan penjual sangat dibutuhkan untuk membantu memecahkan beberapa masalah sistem.
Ø Teknik
Keberadaan DBMS dalam menjalankan tugasnya seperti jenis-jenis DBMS (relational, network, hierarchical, dll), struktur penyimpanan, dan jalur akses yang mendukung DBMS, pemakai, dll.
4. Perancangan database secara logika (data model mapping)
Fase selanjutnya dari perancangan database adalah membuat sebuah skema konseptual dan skema eksternal pada model data dari DBMS yang terpilih. Fase ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual dan skema eksternal yang dihasilkan pada fase 2. Pada fase ini, skema konseptual ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada fase 2 ke dalam model data dari DBMS yang dipilih pada fase 3.
Pemetaan diproses dalam 2 tingkat :
Ø 1. Pemetaan system-independent :
Pemetaan ke dalam model data DBMS dengan tidak mempertimbangkan karakteristik atau hal-hal yang khusus yang berlaku pada implementasi DBMS dari model data tsb.
Ø 2. Penyesuaian skema ke DBMS yang spesifik :
mengatur skema yang dihasilkan pada langkah 1 untuk disesuaikan pada implementasi yang khusus di masa yang akan datang dari suatu model data yang digunakan pada DBMS yang dipilih.
5. Perancangan Basis Data Fisik
Perancangan database secara fisik merupakan proses pemilihan struktur-struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file database untuk mencapai penampilan yang terbaik pada bermacam-macam aplikasi.Selama fase ini, dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk database yang disimpan yang berhubungan dengan struktur-struktur penyimpanan fisik, penempatan recorddan jalur akses.
Petunjuk pemilihan perancangan database secara fisik :
Ø Response time
Waktu yang telah berlalu dari suatu transaksi database yang diajukan Untuk menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh utama pada response time adalah di bawah pengawasan DBMS yaitu : waktu akses database untuk data item yang ditunjuk oleh suatu transaksi.Response time juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS, seperti penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi.
Ø Space Utility
Jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file database dan struktur-Struktur jalur akses.
Ø Transaction throughput
Rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh sistem database, dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi (misal, digunakan pada pemesanan tempat di pesawat, bank, dll). Hasil dari fase ini adalah penentual awal dari struktur penyimpanan dan jalur akses untuk file-file database.
6. Implementasi Basis Data System
Setelah perancangan secara logika dan secara fisik lengkap,kita dapat melaksanakan sistem database. Perintah-perintah dalam DDL dan SDL(storage definition language) dari DBMS yang dipilih, dihimpun dan digunakan untuk membuat skema database dan file-file database (yang kosong) kemudian database tsb dimuat (disatukan) dengan datanya.Jika data harus dirubah dari sistem komputer sebelumnya, perubahan-perubahan yang rutin mungkin diperlukan untuk format ulang datanya yang kemudian dimasukkan ke database yang baru. Transaksi-transaksi database sekarang harus dilaksanakan oleh para programmmer aplikasi.
ALASAN PERANCANGAN BASIS DATA
Ø Sistem basis data telah menjadi bagian dalam sistem informasi suatu organisasi.
Ø Kebutuhan menyimpan data dl jumlah besar semakin mendesak.
Ø Fungsi-fungsi dalam organisasi semakin dikomputerisasikan.
Ø Semakin kompleks data & aplikasi yg digunakan, maka relationship antar data harus dimodelisasikan.
Ø Dibutuhkannya kemandirian data.
KONVERSI & LOADING DATA
Ø Tahap ini dilakukan apabila sistem basis data yg ada digantikan sistem basis data baru.
Ø Semua data yg ada ditransfer ke basis data baru & konversi aplikasi yg ada utk basis data baru.
PENGOPERASIAN & PERAWATAN
Ø Pengoperasian basis data setelah divalidasi.
Ø Memonitor kinerja sistem, jika tidak sesuai perlu reorganisasi basis data.
Ø Perawatan & upgrade sistem aplikasi basis data jika diperlukan.

Sumber : 
terrymbienugraha.blogspot.co.id
Related Posts

Related Posts

Post a Comment