Sinkronisasi adalah satu kunci kerja dari komunikasi data. Transmiter mengirimkan pesan 1 bit pada satu saat melalui medium ke receiver. Receiver harus menandai awal dan akhir blok dari bit, juga harus diketahui durasi untuk masing-masing bit sehingga dapat sample lajur dari timing untuk membaca masing-masing bit (merupakan tugas dari timming).
Sinkronisasi :
1. Asynchronous
Proses komunikasi data yang tidak terikat oleh waktu tetap, proses transformasi dengan kecepatannya cukup relative dan tidak tetap.
2. Synchronous atau Timing
Proses pengiriman dan penerima diatur sedemikian rupa agar memiliki pengaturan yang sama, sehingga dapat dikirimkan dan diterima dengan baik. Umumnya pengaturan ini didasarkan terhadap pewaktuan dalam pengiriman sinyal.
Perbandingan asinkron dan sinkron
1. Untuk blok-blok data yang cukup besar, transmisi sinkronisasi jauh lebih efisien dari pada asinkron. Transmisi asinkron memerlukan overhead 20 % atau lebih.
2. Bila menggunakan transmisi sinkron biasanya lebih kecil dari 1000 bit, yang mengandung 48 bit kontrol informasi (termasuk flag), maka untuk pesan 1000 bit, overheadnya adalah 48 / 1048 X 100% = 4.6%
Deteksi error dengan Redundansi adalah data tambahan yang tidak ada hubungannya dengan isi informasi yang dikirimkan, berupa bit pariti. Berfungsi menunjukkan ada tidaknya kesalahan data.
Troughput adalah perbandingan antara data yang berguna dengan data keseluruhan.
Urutan pengerjaan sinkronisasi yaitu :
1. Sinkronisasi bit
Ditandai awal & akhir untuk masing-masing bit.
2. Sinkronisasi karakter
Ditandai awal dan akhir untuk masing-masing karakter atau satuan kecil lainnya dari data.
3. Sinkronisasi blok
Ditandai awal dan akhir dari satuan besar data. Dan untuk pesan yang besar, dibagi-bagi menjadi beberapa blok kemudian baru dikirimkan pengurutan blok-blok yang telah dibagi tersebut adalah tugas dari timming. Sedangkan pengaturan level sinyal adalah tugas dari sintax dan untuk melihat arti dari pesan adalah tugas dari semantik.
Teknik mendeteksi error
Pendekatan untuk deteksi kesalahan :
1. Forward Error Control
Dimana setiap karakter yang ditransmisikan atau frame berisi informasi tambahan (redundant) sehingga bila penerima tidak hanya dapat mendeteksi dimana error terjadi, tetapi juga menjelaskan dimana aliran bit yang diterima error.
2. Feedback (backward) Error Control
Dimana setiap karakter atau frame memilki informasi yang cukup untuk memperbolehkan penerima mendeteksi bila menemukan kesalahan tetapi tidak lokasinya. Sebuah transmisi kontro digunakan untuk meminta pengiriman ulang, menyalin informasi yang dikirimkan.
Feedback error control terbagi menjadi 2 bagian :
1. Teknik yang digunakan untuk deteksi kesalahan
2. Kontrol algoritma yang telah disediakan untuk mengontrol transmisi ulang.
Metode Deteksi Kesalahan :
1. Echo
Metode sederhana dengan sistem interaktif.
2. Error Otomatis atau Parity Check
Penambahan parity bit untuk akhir masing-masing kata dalam frame. Jenis Parity Check, yaitu :
a. Even parity
b. Odd parity
Tiga Deteksi Kesalahan Dengan Bit Pariti :
a. Vertical Redundancy Check ( VRC)
b. Longitudinal Redundancy Check (LRC)
c. Cyclic Redundancy Check ( CRC)
Sumber : karlinaaa24.blogspot.co.id