-->
g2QFCKwavghUp2yzjKrIFwEeG13RASCerFTCMH35

Pendekatan Penilaian Proses RPL Dengan SCAMPI , CBA IPI , SPICE dan ISO


Rekaya Perangkat Lunak (RPL)



SCAMPI 
adalah Rekayasa Perangkat Lunak Institut resmi (SEI) metode untuk memberikan rating benchmark berkualitas relatif terhadap Capability Maturity Model  Integration (CMMI) model. scampi penilaian digunakan untuk mengidentifikasi  kekuatan dan kelemahan dari proses saat ini, mengungkapkan pengembangan / akuisisi resiko, dan menentukan peringkat kemampuan dan tingkat kematangan. Mereka sebagian besar digunakan baik sebagai bagian dari program perbaikan proses atau untuk pemasok rating prospektif. Metode ini mendefinisikan proses penilaian sebagai terdiri dari persiapan, tentang kegiatan-situs; pengamatan awal, temuan, dan peringkat; pelaporan akhir dan tindak lanjut kegiatan.
CBA IPI 
(menurut prof. Dr. H. Drajat Al-bukhori S.Kom, M.kom) adalah alat diagnostik yang memungkinkan organisasi untuk mendapatkan informasi tentang perusahaan pengembangan perangkat lunak kemampuan dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari proses saat ini, untuk berhubungan ini kekuatan dan kelemahan ke CMM, untuk memprioritaskan rencana perbaikan perangkat lunak, dan untuk fokus pada perbaikan perangkat lunak yang paling menguntungkan, mengingat saat ini tingkat kematangan dan tujuan bisnis. Metode ini penilaian kemampuan proses sebuah organisasi perangkat lunak dengan yang terlatih kelompok profesional yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menghasilkan temuan-temuan dan peringkat relatif terhadap CMM area proses kunci dalam lingkup penilaian. Temuan yang dihasilkan dari data dikumpulkan dari kuesioner, review dokumen, presentasi, dan wawancara mendalam dengan tengah manajer, pemimpin proyek, dan praktisi perangkat lunak. 

SPICE 
SPICE (Simulator Program with Integrated Circuit Emphasis) adalah program komputer yang digunakan untuk menghitungtiru (simulasi) perilaku rangkaian listrik. Program ini terutama di arahkan untuk perancangan rangkaian terpadu (IC). Data masukan program ini, yang disebut sebagai input-deck adalah berkas yang isinya merupakan paparan rangkaian yang hendak di-hitung-tiru. Ini meliputi tata hubungan (topology) rangkaian serta 
nilai-nilai parameter dari setiap elemen rangkaian, misalnya sumber arus (I), sumber tegangan (V), resistansi (R),kapasitansi (C), dan induktansi (L). Paparan rangkaian ini disebut sebagai netlist.
Jenis Analisis dengan SPICE

Analisis DC 
Pada analisis DC, baik sumber tegangan maupun sumber arus yang digunakan mempunyai nilai yang tetap (konstan). Di dalam perancangan IC, analisis DC berguna antara lain untuk mengetahui titik operasi rangkaian dalam keadaan tanpa sinyal.
Analisis Transient 
Pada analisis transient, sumber tegangan atau sumber arus mempunyai nilai yang merupakan fungsi dari atau berubah terhadap waktu. Bentuk fungsi waktu ini misalnya bisa berupa fungsi langkah (step-function), atau berupa sebuah pulsa.
Analisis AC 
Pada analisis AC, semua elemen rangkaian dianggap bersifat linier, sehingga analisis ini juga bisa disebut sebagai analisis sinyal kecil ( small-signal analysis ). Di sini sumber tegangan atau arus umumnya merupakan fungsi sinusoidal dengan nilai amplituda, frekuensi dan fasa yang bisa dipilih. Selanjutnya dilakukan “penyapuan” (sweeping) dari nilai frekuensi sumber ini dari suatu nilai paling-rendah ke nilai paling-tinggi. Untuk setiap nilai frekuensi tersebut nilai besaran keluaran atau disebut pula sebagai “tanggapan” dari rangkaian, baik tegangan maupun arus pada terminal tertentu dihitung dan diperagakan. 

Analisis derau (noise) 
Bagian perangkat program dari SPICE yang ini dapat digunakan untuk melakukan analisis terhadap derau yang dihasilkan oleh elemen rangkaian, misalnya resistor atau divais semikonduktor. Di sini, terminal input rangkaian dihubungkan dengan suatu sumber tegangan atau arus. Maka perangkat analisis ini akan melakukan perhitungan sumbangan derau dari setiap divais di dalam rangkaian tersebut terhadap terminal output yang diamati. 

ISO adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti sama (Suardi, 2003). Pertama kali ISO didirikan di Jenewa, Swiss, pada tahun 1947. ISO merupakan singkatan dari International Organization for Standardization. ISO adalah badan standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan dengan perubahan barang dan jasa. ISO dapat disimpulkan sebagai koordinasi standar kerja internasional, publikasi standar harmonisasi internasional, dan promosi pemakaian standar internasional. Pada intinya, ISO bertujuan untuk mengharmonisasi standar – standar nasional di masing-masing negara menjadi satu standar internasional yang sama. ISO digunakan sebagai: (Rabbit & Bergh, 1994)
•Fondasi dari kegiatan perbaikan yang kontinu untuk kepuasan pelanggan. 
•Sistem dokumentasi yang benar dari perusahaan. 
•Cara yang jelas dan sistematik dari manajemen mutu. 
•Mendapatkan stabilitas dan konsistensi dalam kegiatan dan sistem. 
•Kerangka kerja yang bagus untuk perbaikan mutu. 
•Praktek manajemen yang lebih efektif dengan otoritas dan tanggung jawab yang jelas 
  terhadap orang yang berkaitan 
  dengan mutu proses dan produk. 
•Pedoman untuk melakukan segala sesuatu dengan benar di setiap saat. 
•Cara untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, mutu, dan kemampuan berkompetensi 
  dari perusahaan. 
•Persyaratan untuk melakukan bisnis internasional 

Seri ISO 9000 
Ada berbagai macam seri dari ISO 9000 yang memiliki standar, pedoman, dan laporan yang terangkum di dalamnya. Seri ISO 
9000 terdiri dari: (Suardi, 2003, p. 33-34)
•ISO 9000:2000: Dasar dan Kosakata Sistem Manajemen Mutu 
•ISO 9001:2000: Persyaratan Sistem Manajemen Mutu 
•ISO 9004:2000: Pedoman untuk Kinerja Peningkatan Sistem Manajemen Mutu 
•ISO 19011: Pedoman Audit Sistem Manajemen Mutu dan Lingkungan
Pengertian ISO 9001:2000 
ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen kualitas. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang dapat menjamin kepuasan pelanggan. ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk. ISO 9001:2000 hanya merupakan standar sistem manajemen (Gaspersz, 2001, p.1). ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk. ISO 9001:2000 hanya merupakan standar sistem manajemen mutu (Gaspersz, 2001,p.1). 

Model Proses ISO 9001:2000 
Model proses ISO 9001:2000 terdiri dari lima bagian utama yang menggambarkan sistem manajemen organisasi, yaitu (Gaspersz, 2001, p.3): 
1. Sistem Manajemen Kualitas (Klausul 4 dari ISO 9001:2000). 
2. Tanggung Jawab Manajemen (Klausul 5 dari ISO 9001:2000). 
3. Manajemen Sumber Daya (Klausul 6 dari ISO 9001:2000). 
4. Realisasi Produk (Klausul 7 dari ISO 9001:2000). 
5. Analisis, Pengukuran, dan Peningkatan (Klausul 8 dari ISO 9001:2000). 

Prinsip-Prinsip dasar ISO 9001:2000 
ISO 9001:2000 disusun berlandaskan pada delapan prinsip dasar. Prinsip-prinsip ini digunakan oleh top management untuk membantu meningkatkan kinerja dari sebuah industri atau perusahaan. Berikut ini adalah 8 prinsip dasar ISO 9001:2000 (Gaspersz, 2001, p. 75-84):
1. Fokus Pelanggan
Industri atau perusahaan sangat tergantung pada pelanggan. Karena itu, setiap industri atau perusahaan harus memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan baik kebutuhan dan keinginan sekarang maupun yang akan datang. 

2. Kepemimpinan
Pemimpin dari industri atau perusahaan harus mampu menetapkan tujuan dan arah dari industri atau perusahaan. Selain itu, pemimpin dari industri atau perusahaan harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang-orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan-tujuan industri atau perusahaan. 

3. Keterlibatan Personel
Keterlibatan personel merupakan faktor yang penting. Dengan melibatkan seluruh personel, manfaat yang diterima industri 
atau perusahaan akan lebih besar. Manfaat-manfaat yang diperoleh apabila industri atau perusahaan menerapkan prinsip 
keterlibatan personel adalah: 
• Orang-orang dalam industri atau perusahaan menjadi termotivasi, memberikan 
   komitmen, dan terlibat. 
• Orang-orang dalam industri atau perusahaan lebih giat dalam melakukan inovasi 
   agar tujuan-tujuan industri atau perusahaan tercapai. 
• Orang-orang dalam industri atau perusahaan menjadi bertanggung jawab terhadap kinerja
   mereka. 

4. Pendekatan Proses
Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara lebih efisien, apabila aktivitas dan sumber-sumber daya yang berkaitan 
dikelola sebagai suatu proses. Salah satu metode yang dipakai untuk pendekatan proses adalah PDCA. PDCA secara singkat 
dapat diuraikan sebagai berikut: 
• Plan : Tetapkan tujuan dan proses yang diperlukan untuk menyerahkan hasil yang sesuai 
   dengan persyaratan pelanggan. 
• Do : Implementasi proses. 
• Check : Memantau dan mengukur proses terhadap kebijakan tujuan dan persyaratan bagi 
    produk dan laporkan hasilnya. 
• Action : Lakukan tindakan perbaikan secara berkelanjutan 

5. Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen
Pengidentifikasian, pemahaman, dan pengelolaan, dari proses-proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada efektivitas dan efisiensi terhadap industri atau perusahaan dalam mencapai tujuan-tujuannya. 

6. Peningkatan Terus-Menerus
Peningkatan terus-menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus-menerus dilakukan untuk meningkatkan efektivitas organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi. 

7. Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan
Keputusan yang efekif adalah berdasarkan pada analisis data dan informasi. Analisis data dan informasi berguna untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah-masalah mutu dapat terselesaikan secara efektif dan efisien, harus ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas implementasi sistem manajemen mutu. 

8. Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan
Suatu industri dan pemasoknya adalah saling tergantung, dan suatu hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai tambah. 

Langkah-Langkah Dalam Menerapkan ISO 9001:2000 
Berikut ini dapat dilihat langkah-langkah yang diperlukan dalam menerapkan ISO 9001:2000 (Gaspersz, 2001):
• Tahap Persiapan 
Tahap persiapan ini meliputi persiapan pembentukan tim pengembangan mutu dan pelatihan dasar untuk memahami sistem manajemen mutu sesuai standar. 

• Tahap Pengembangan 
Tahap pengembangan ini melibatkan aktivitas industi atau perusahaan, meninjau semua dokumentasi yang ada dan mengembangkan sistem mutu dalam organisasi. Pelatihan yang lebih detil lagi mungkin diperlukan untuk pelatihan karyawan dalam kunci-kunci pengembangan mutu. Jika industri atau perusahaan berskala cukup besar, bisa dipertimbangkan untuk menggunakan konsultan eksternal untuk membantu mempersiapkan sistem manajemen mutu. 

• Tahap Implementasi 
Sistem manajemen mutu yang telah dikembangkan perlu diimplementasikan dalam proyek yang sebenarnya untuk selanjutnya dikaji dalam tahap berikutnya. 

• Tahap Audit 
Audit sistem manajemen mutu dilaksanakan setelah implementasi berjalan untuk jangka waktu yang telah ditentukan. Tujuan dari audit sistem manajemen mutu adalah untuk memastikan apakah semua operasional dalam organisasi sudah berjalan sesuai dengan prosedur. 

• Tahap Sertifikasi 
Tahap ini meliputi sertifikasi oleh Badan Sertifikasi yang terakreditasi. Setelah melalui tahap ini, industri atau perusahaan resmi sebagai pemegang sertifikat ISO.
Sumber :aulyatryska.wordpress.com
Related Posts

Related Posts

Post a Comment