-->
g2QFCKwavghUp2yzjKrIFwEeG13RASCerFTCMH35

Pengertian System Budy

Sistem Buddy

Sistem buddy merupakan algoritma pengelolaan alokasi memori dimana pengalokasian memori untuk suatu proses dilakukan dengan memecah satu blok memori bebas menjadi dua bagian yang sama besar. Pemecahan dilakukan secara rekursif sehingga didapat blok yang besarnya sesuai kebutuhan.

Gambar 8.1. Ilustrasi alokasi memori dengan sistem buddy
Ilustrasi alokasi memori dengan sistem buddy


Gambar 8.2. Contoh skema alokasi memori dengan sistem buddy
Contoh skema alokasi memori dengan sistem buddy

Mekanisme alokasi memori dengan sistem Buddy (lihat gambar):
  1. Pada awalnya terdapat satu blok memori bebas berukuran 1 MB
  2. Proses A dengan ukuran 80 KB memasuki memori tersebut.
  3. Karena tidak tersedia blok berukuran 80 KB, maka blok 1MB dipecah menjadi 2 blok 512 KB. Blok-blok pecahan ini disebut buddies. Blok pertama beralamat mulai dari 0 dan blok lainnya mulai alamat 512. Kemudian Blok 512 KB pertama dipecah lagi menjadi dua blok buddies 256 KB. Blok 256 KB pertama dipecah lagi menjadi dua blok buddies 128 KB. Jika blok 128 dipecah lagi menjadi 2 blok buddies 64 KB, maka blok tersebut tidak bisa memenuhi request proses tersebut yang besarnya 80 KB. Oleh karena itu blok yang dialokasikan untuk proses 80 KB tersebut adalah blok pertama yang berukuran sebesar 128 KB.
  4. Proses B dengan ukuran 210 KB memasuki memori tersebut. Karena blok pertama sudah dialokasikan untuk proses A, maka dicarilah blok berikutnya yang masih dalam keadaan bebas. Namun karena blok selanjutnya hanya berukuran 128 KB, maka proses tersebut dialokasikan ke blok berikutnya yang berukuran 256 KB.
  5. Proses C dengan ukuran 55 KB memasuki memori tersebut. Sama seperti sebelumnya, karena blok pertama sudah dialokasikan, maka dicarilah blok berikutnya yang masih dalam keadaan bebas. Karena blok kedua belum dialokasikan dan masih berukuran 128 KB, maka blok tersebut dipecah lagi menjadi dua blok buddies berukuran 64 KB. Proses C dialokasikan pada blok 64 KB pertama.
  6. Kemudian, proses A dibebaskan.
  7. Proses D dengan ukuran sebesar 45 KB datang memasuki memori. Karena blok pertama sudah bebas, maka blok pertama dapat dialokasikan. Blok tersebut dipecah lagi menjadi dua blok buddies berukuran 64 KB. Proses D dengan ukuran 45 KB mendapat alokasi memori sebesar 64 KB.
  8. Proses C dibebaskan. Dengan sistem buddy, kernel akan melakukan penggabungan dari pasangan blok buddy yang bebas dengan ukuran k ke dalam blok tunggal dengan ukuran 2k. Maka ketika proses C dibebaskan, blok tersebut akan digabung dengan blok bebas di sebelahnya menjadi blok tunggal bebas sebesar 128 KB. Sama juga halnya ketika proses D dan B di-release.
Dilihat dari mekanisme pengelolaan alokasi memorinya sistem buddy mempunyai keunggulan dalam dealokasi memori. Dibandingkan dengan algoritma-algoritma yang mengurutkan blok berdasarkan ukuran, sistem buddy mempunyai keunggulan ketika misalnya ada blok berukuran 2^k dibebaskan, maka manajer memori hanya mencari blok 2^k untuk diperiksa apakah dapat dilakukan penggabungan. Pada algoritma lain yang memungkinkan blok-blok memori dipecah dalam sembarang ukuran, keseluruhan blok harus dicari.
Tapi walaupun proses dealokasi mudah dilakukan. Sistem buddy mempunyai kelemahan, yaitu utilisasi memori sangat tidak efisien. Masalah ini muncul karena semua permintaan dibulatkan ke dalam 2^k terdekat yang dapat memuat. Misal jika ada proses berukuran 35 KB, pengalokasian dilakukan di 64 KB. Maka terdapat 29 KB yang disiakan. Ini disebut fragmentasi internal karena memori yang disiakan adalah internal terhadap segmen-segmen yang dialokasikan.

Sumber :openstorage.gunadarma.ac.id
Related Posts

Related Posts

Post a Comment