Pengertian Bootstrap (BOOTP)
BOOTP
BOOTP berupa konsep protocol standart. Statusnya dianjurkan. Spesifikasi BOOTPdapat ditemukan pada RFC 951 - Bootstrap Protocol and RFC 1497 - BOOTP Vendor
Information Extensions.
LAN memungkinkan host tanpa harddisk sebagai workstation, router, terminal
concentrator dan masih banyak lagi. Host tanpa harddisk membutuhkan mekanisme untuk
boot dengan di-remote melalui sebuah jaringan. BOOTP protocol digunakan untuk me-
remote booting melalui jaringan IP. BOOTP memperbolehkan protocol IP minimal
sehingga tidak mengganggu informasi konfigurasi yang tidak melakukan apa-apa, biasanya
disimpan di ROM, untuk mendapatkan informasi yang cukup untuk memulai proses
download dengan menggunakan kode boot yang dibutuhkan. BOOTP tidak mendefinisikan
cara untuk men-download selesai, tetapi proses ini biasanya menggunakan TFTP
sebagaimana dideskripsikan RFC 906 – Bootstrap loading menggunakan TFTP.
BOOTP memiliki kegunaan yang sama dengan DHCP, hanya BOOTP didesain
untuk manual pre-configuration dari informasi host di dalam suatu server database. BOOTP
dan DHCP didesain agar bisa route ke jaringan.
Berikut ini adalah hal-hal yang mndeskripsikan BOOTP secara garis besar :
BOOTP memiliki kegunaan yang sama dengan DHCP, hanya BOOTP didesainuntuk manual pre-configuration dari informasi host di dalam suatu server database. BOOTPdan DHCP didesain agar bisa route ke jaringan.
- Tidak perlu harddisk, karena dapat digantikan perannya oleh Ethernet card dan BOOT Lan
- Memiliki log file sehingga dapat dilihat sewaktu-waktu penyebab error dengan melihat
log file tersebut.
- Harus dilakukan secara manual sehingga resiko menimbulkan masalah cukup besar.
- Pengiriman pesan yang tidak dapat diandalkan karena menggunakan UDP.
- OS sekarang misalnya Windows sudah tidak memasukkan BOOTP dalam konfigurasi jaringannya.
- Melakukan pertukaran paket tunggal. Timeout digunakan untuk mengirim ulang sampai balasan diterima. Menggunakan layout field paket yang sama untuk kedua arah komunikasi.
- Sebuah field ‘opcode’ memiliki 2 kondisi yakni ‘bootrequest’ dan ‘bootreply’. Bootrequest mengandung hardware dan IP address dari klien, jika diketahui.
- Request dapat mengandung nama server yang diinginkan client untuk merespond. Klien tidak harus berurusan dengan nama atau layanan domain; melainkan fungsi ini dimasukkan pada server BOOTP.
- Request dapat mengandung ‘generic’ dari namaa file yang akan di-boot. Jika nama file bootrequest berupa string kosong/null, server mengembalikan nama file yang mengindikasikan file default untuk di-load di client.
- Pada kasus di mana client tidak mengetahui IP adressnya sendiri, server harus memiliki database yang menghubungkan antara hardware address dengan IP address. IP address client kemudian dipasang pada field di dalam bootreply
- Pada topologi network tertentu, mungkin kabel tidak terhubung pada TFTP server secara langsung. Dengan bantuan dari gateway tetangga, BOOTP dapat mengijinkan client untuk boot dari server yang posisinya agak jauh melalui gateway ini.
BOOTP memiliki kegunaan yang sama dengan DHCP, hanya BOOTP didesainuntuk manual pre-configuration dari informasi host di dalam suatu server database. BOOTPdan DHCP didesain agar bisa route ke jaringan.
- Kelebihan BOOTP
- Tidak perlu harddisk, karena dapat digantikan perannya oleh Ethernet card dan BOOT Lan
- Memiliki log file sehingga dapat dilihat sewaktu-waktu penyebab error dengan melihat
log file tersebut.
- Kelemahan BOOTP
- Harus dilakukan secara manual sehingga resiko menimbulkan masalah cukup besar.
- Pengiriman pesan yang tidak dapat diandalkan karena menggunakan UDP.
- OS sekarang misalnya Windows sudah tidak memasukkan BOOTP dalam konfigurasi jaringannya.
Proses BOOTP
Operasi Boot Protocol
Boot Protocol menggunakan dua langkah simpel pertukaran pesan yang terdiri daribroadcast permintaan dan broadcast jawaban. Setelah klien menerima informasi konfigurasidari BOOTP server, ia akan melengkapi proses bootstraping menggunakan protokol sepertiTFTP.
Proses BOOTP melibatkan tahapan
–
tahapan berikut:1.
Client menentukan alamat hardware-nya masing-masing; alamat tersebut normalnyaberada di ROM pada hardware.
Operasi Boot Protocol
Boot Protocol menggunakan dua langkah simpel pertukaran pesan yang terdiri daribroadcast permintaan dan broadcast jawaban. Setelah klien menerima informasi konfigurasidari BOOTP server, ia akan melengkapi proses bootstraping menggunakan protokol sepertiTFTP.
Proses BOOTP melibatkan tahapan
–
tahapan berikut:1.
Client menentukan alamat hardware-nya masing-masing; alamat tersebut normalnyaberada di ROM pada hardware.
Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration ProtocolBOOTP & DHCP6
Proses BOOTP
Operasi Boot Protocol
Boot Protocol menggunakan dua langkah simpel pertukaran pesan yang terdiri daribroadcast
permintaan dan broaderver, ia akan melengkapi proses nakan protokol seperti TFTP.
Sumber :s-ibliz.blogspot-com
milwormjr.blogspot-com