-->
g2QFCKwavghUp2yzjKrIFwEeG13RASCerFTCMH35

Fase Inialisasi Manajemen Proyek

proyek

FASE INISIALISASI


4.1 Feasibility Study

Studi Kelayakan ( Feasibility Study) adalah tindakan yang dilakukan untuk menentukan apakah suatu proyek layak untuk direalisasikan atau tidak.

1.      Wawancara

Diharapkan dapat ditujukan pada pemilik proyek dan sponsor, pastikan juga pemilik proyek telah menginformasikan kepada pihak – pihak terkait agar anda tidak terkendala dalam mengakses informasi yang diperlukan.

2.      Kunjungan Ke lokasi

Selain melakukan wawancara, ,mengunjungi lokasi tempat berlangsungnya proses bisnis juga penting. Misalnya proyek yang akan dibangun adalah system rinci.

3.      Pengumpulan dokumen

Setelah melakuakan wawancara dan menguniungi lokasi, sebagai bahan untuk masuk ketahap penyusunan hasil kerja dalam dokumen – dokumen yang digunakan dalam system yang sudah berjalan baik manual maupun terkomputerisasi harus dikumpulkan.


Umumnya Dokumen dalam suatu system terdiri atas:

1.      Formulir input

Formulir  yang digunakan untuk mencatat data – data yang diperlukan dalam melakukan suatu unit proses.

2.      Formulir Output

Formulir yang dihasilkan suatu proses yang kemudian digunakan diluar organisasi perusahaan.

3.      Laporan – Laporan

Hasil dari semua proses yang inign dilaporkan baik pihak menejemen maupun dewan direksi. Laporannya berisi

1.      Tujuan studi kelayakan

2.      Latar belakang

3.      Solusi yang diajukan

4.      Analisis Biaya Manfaat

4.2    Requirement Analysis

Merupakan aktivitas lanjutan ytang bisa dilakukan sesudah studi kelayakan tetapi bisa juga dilakuakan setelah proposal disetujui dan kontrak disepakati.yang dimaksud dengan Requirement adalah

1.      Penysunan reuirement ( Mengumpulkan, Menganalisis, Spesifikasi, dan Validasi requirements)

2.      Manajemen reuiremnt ( Melaksanakan requirement sesudah disepakati )


4.2.1        Definisi requirement

1.      Kapabilitas

2.      Dapat divalidasi

3.      Harus esuai system yang berjalan

4.      Solusi untuk maslah klien

5.      Memenuhi kriteria dengan kondisi yang terukur dan dibatasi oleh constraint.

4.2.2        Jenis –jenis requirement

1.      Bussines Requirement

2.      Stekholder Requirement

3.      End-User Reuirement

4.      System Requirement

5.      Software Requirement

4.2.3        Menyusun System Requiremnt Spesifikasi (SRS)

1.      Interface

2.      Kapbilitas fungsional

3.      Tingkah keinerja

4.      Struktur data

5.      Keamanan

6.      Reliability

7.      Proteksi privasi

8.      Kualitas

9.      Batasan – Batasan

4.2.4        Perubahan dan menjemen Requirement

1.      Memantau status requirement

2.      Komunikasi dengan stakholder

3.      Memonitor secara lebih detail setiap klien

4.      Pecacatatan secara historical agar dapat ditelusuri dan dipertanggung jawabkan

5.      Akses control terhadap reuirement menjadi semacam knowledge base.

4.2.5        Requirement Sebagai Penyebab kegagalan Proyek

1.      Klien tidak mengerti apa yang benar – benar mereka inginkan

2.      Requirement berubah saat proyek berlangsung

a.       Memiliki prosedur  yang jelas

b.      Tentukan niles tune pada fase pengnembangan

c.       Di komunikasikan dengan stak holder

d.      Klient memberikan batas waktu yang tidak logis

e.       Kurang nya komunikasi antara klient dan menejer proyek dan tim

f.       Tim proyek tidak memahami proyek organisasi 



4.3       Project Scope document

            1. Maksud dan tujuan proyek

            2. Rencana kerja optomatis

            3. Deliverables

            4. Batasan-batasan

            5. Kesimpulan

4.4       Penyusunan tim

            1. Tim proyek di bentuk untuk waktu yang terbatas

            2. proses kerja di tentukan secara definitive

            3. masih banyak hal yang belum  pasti

            4. tekanan kerja lebih tinggi

            5. tim bekerja rangkap dengan tugas-tugas yang lain

4.5       Menajemen Resiko

1. Jadikan menejemen resiko bagian dari proyek

2. Identifikasi resiko sejak awal proyek

3. Komunikasikan resiko-resiko yang ada

4. Pertimbangkan dengan baik TO dalam analisis

5. klarifikasi penanggung jawab pada setiap resiko

            6. Buat prioritas resiko

            7. Melakukan analisa resiko

            8. Buat rencana dan implementasi tanggapan terhadap resiko

            9. Dokumentasikan proyek

10. Tentukan resiko dan tindakan yang di ambil

4.6       Proposal

            Proposal juga menjadi media bagi perusahaan atau organisasi.

4.6.1    Pengertian Proposal

            Menawarkan jasa atau perusahaan untuk melaksanakan proyek

4.6.2    Struktur prosoal

            1. Ringkasan Eksekutif

2. Tinjawan dan rincian reiurement

3. Solusi yang di ajukan

4. urasian pekerjaan

5. rencana implementasi

6. Investasi atau biaya

4.6.2    Presentasi dan Revisi

Dari presentasi akan timbul beberapa masukan – masukan baru yang sebelumnya tidak teridentifikasi. Ketika ada beberapa perubahan disitulah revisi proposal

4.7  SPK

 1. Deskripsi pihak-pihak yang akan berkepentingan terhadap proyek

2. Deskrifsi mengenai deliverable

3. Hak dan kewajiban masing-masing pihak

4. Kesepaktan investasi yang harus di bayarkan pada pelaksana proypek

5. Jadwal pelaksanaan proyek

6. Bagian penutup yang berisi nama-nama personal

4.8       Project Carter

  1. Visi, tujuan, lingkup dan deliverables proyek

2. Organisasi proyek

3. implementasi proyek

4. Resiko dan masalah

4.9       Kick Off project

 Pertemuan untuk memberikan informasi tentang pelaksanaan proyek. Kick off meeting merupakan kesempatan baik untuk saling mengenal, memberikan motivasi kepada tim. 

Related Posts

Related Posts

Post a Comment